Powered By Blogger

Minggu, 20 Februari 2011

Kontrovesi Perpustakaan Baru Universitas Indonesia


Bangunan raksasa itu sebentar lagi berdiri sempurna. Konon ia akan memakan anak-anaknya yang lebih kecil dan terletak di tiap fakultas yang ada di UI dan menyimpan seluruh warisannya di tempat yang kokoh itu.

Itulah perpustakaan baru UI yang akan menjadi perpustakaan semua fakultas yang ada di UI. Bukan pembangunannya yang salah dan bukan pula pemilihan tempatnya. Tetapi dengan dibangunnya perpustakaan baru tersebut hampir semua perpustakaan fakultas menjadi tumbal atas pembangunannya. Nah, itu baru salah!

UI saat ini memang sedang mencanangkan untuk menjadi World Class Research University. Maka dari itu nggak perlu heran jika banyak proyek-proyek yang sepertinya di mata kita itu adalah pemborosan; seperti pembangunan gedung-gedung baru, perbaikan/penambahan fasilitas, perubahan sistem dan lain lain. Semua proyek-proyek tersebut diharapkan bisa mengantarkan UI mencapai cita-citanya. Akibatnya tentu saja kampus kuning ini butuh dana lebih untuk pembangunan.

Rencananya perpustakaan UI akan menjadi word class university library (Selanjutnya disingkat dengan WCUL) yang belum pernah dimiliki oleh Indonesia sebelumnya, tetapi perpustakaan yang sedang menuju kearah WCUL sudah banyak di universitas-universitas lain. Melihat kondisi perustakaan pusat yang sekarang memang sulit untuk memenuhi kriteria WCUL. Menurut saya tanpa adanya pembangunan perpustakaan baru memang sulit untuk memenuhi krtiteria WCUL yang sangat panjang jika saya jabarkan disini. Sehingga kalau dilihat kembali dalam memenuhi kriteria world class research university kita memang membutuhkan sebuah perpustakaan dengan kriteria yang sesuai dengan WCUL dan itu bisa diwujudkan dengan pembangunan perpustakaan baru.

Selain demi terpenuhinya WCUL. Perpustakaan tersebut juga diharapakan menjadi perbaikan citra perpustakaan Indonesia di mata dunia. Karena memang perpustakaan di negara ini kurang begitu mendapat perhatian dari pemerintah kita. Maka dari itu pemerintah juga mendukung pembangunan perpustakaan UI yang turut memperbaiki citra pemerintah.

Namun ada 2 imbas yang sangat disayangkan. Pertama, dengan pembangunan perpustakaan baru menyebabkan perubahan sistem dari sentralisasi-desentralisasi perpustakaan menjadi sentralisasi. Kebijakan sentralisasi diambil karena dengan pemusatan koleksi 12 perpustakaan fakultas menjadi satu akan membuat perpustakaan baru in memiliki koleksi perpustakaan yang luar biasa banyaknya. Konon dengan sentralisasi, lebih dari 5 juta buku akan tersedia disini (bagus untuk pencitraan). Selain itu penataan ICT di perustakaan jadi lebih mudah karena tidak tersebar. Namun dengan sistem sentralisasi, mahasiswa menjadi kehilangan perpustakaan di fakultasnya sendiri. Yang paling parah terutama dua fakultas yang tersebar di Salemba. Masa iya karena perpustakaan disana ditutup harus jauh-jauh ke Depok untuk ke perpustakaan? Akhirnya mereka mengantisipasi hal tersebut dengan mengubah perpustakaan menjadi nama lain (lupa namanya). Hal ini menjadi sebuah ironi besar, karena melihat bahwa orientasi pihak pengelola Universitas lebih mengutamakan peringkat dunia dibandingkan dengan kebermanfaatannya untuk mahasiswa belajar sesuai tri dharma perguruan tinggi.

Sudah siapkah perpustakaan fakultasmu ditutup?

Kedua adalah pemborosan, pembangunan gedung baru tersebut menelan biaya yang sangat banyak dan terlalu berlebihan menurut saya. menurut berita lama dari okezone, pembangunan perpustakaan tersebut menelan biaya sebesar 110 miliar, dana tersebut merupakan hibah dari BNI sebesar 32 miliar dan negara sebesar 72 miliar. Dan yang bikin saya geleng-geleng kepala, di dalam perpustakaan tersebut konon katanya akan dibangun Cineplex dan fitness centre. Sekali lagi kedua hal tersebut memang bagus untuk pencitraan perpustakaan, tetapi dari segi kebermanfaatannya saya kurang setuju. Andai saja dana tersebut diberikan lebih untuk meringankan BOPB mahasiswa :D. waw, bisa-bisa kita kuliah gratis. Sebetulnya UI bisa saja berhemat dengan cara merenovasi atau mendesign ulang perpustakaan pusat yang ada saat ini untuk menjadi perpustakaan yang sesuai dengan WCUL dan perbaikan perpustakaan-perpustakaan fakultas (sepertinya saran ini sudah terlambat).

Sekarang semuanya sudah terlanjur, mari kita berdoa saja dengan pembangunan perpustakaan universitas yang berkelas dunia tersebut diharapkan peringkat UI di tingkat internasional akan "bergeser" sesuai kata Bapak Rektor kita di Metro TV tentang klarifikasinya mengenai peringkat UI yang menurun versi Times Higher Education; "Peringkat UI tidak menurun, tetapi hanya bergeser" hehehe.... bisa aja si bapak :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar