Powered By Blogger

Minggu, 20 Februari 2011

Baca Status "Selebritis" with Dimas Back pas acara UI Festival di Kampus


 Ini poto- poto waktu ada acara UI Festival di FIB, Tiba- tiba ada kru dan pembawa acara Status Selebritis, dan beberapa dari kita disuruh bacain status selebritis.
Wah senengnya bisa bacain status selebritis with Dimas Back yang cuakep banget, tinggi, putih, imut, dan pastinya orangnya juga seru..!!!

 Pkonya Hari itu gx akan pernah saya lupain, karena hari dimana saya dan temen- temen bisa ketemu langsung sama Artis sekaligus pembawa acara Status Selebritis.
Makasih banyak ya bwt Dimas Back yg udah mw bacain ststus bareng kita- kita. Kalo ada kesempatan lagi kita mw kok d suruh bacain statusnya lagi...heheheh...
( ngarep..)

Add caption



Kontrovesi Perpustakaan Baru Universitas Indonesia


Bangunan raksasa itu sebentar lagi berdiri sempurna. Konon ia akan memakan anak-anaknya yang lebih kecil dan terletak di tiap fakultas yang ada di UI dan menyimpan seluruh warisannya di tempat yang kokoh itu.

Itulah perpustakaan baru UI yang akan menjadi perpustakaan semua fakultas yang ada di UI. Bukan pembangunannya yang salah dan bukan pula pemilihan tempatnya. Tetapi dengan dibangunnya perpustakaan baru tersebut hampir semua perpustakaan fakultas menjadi tumbal atas pembangunannya. Nah, itu baru salah!

UI saat ini memang sedang mencanangkan untuk menjadi World Class Research University. Maka dari itu nggak perlu heran jika banyak proyek-proyek yang sepertinya di mata kita itu adalah pemborosan; seperti pembangunan gedung-gedung baru, perbaikan/penambahan fasilitas, perubahan sistem dan lain lain. Semua proyek-proyek tersebut diharapkan bisa mengantarkan UI mencapai cita-citanya. Akibatnya tentu saja kampus kuning ini butuh dana lebih untuk pembangunan.

Rencananya perpustakaan UI akan menjadi word class university library (Selanjutnya disingkat dengan WCUL) yang belum pernah dimiliki oleh Indonesia sebelumnya, tetapi perpustakaan yang sedang menuju kearah WCUL sudah banyak di universitas-universitas lain. Melihat kondisi perustakaan pusat yang sekarang memang sulit untuk memenuhi kriteria WCUL. Menurut saya tanpa adanya pembangunan perpustakaan baru memang sulit untuk memenuhi krtiteria WCUL yang sangat panjang jika saya jabarkan disini. Sehingga kalau dilihat kembali dalam memenuhi kriteria world class research university kita memang membutuhkan sebuah perpustakaan dengan kriteria yang sesuai dengan WCUL dan itu bisa diwujudkan dengan pembangunan perpustakaan baru.

Selain demi terpenuhinya WCUL. Perpustakaan tersebut juga diharapakan menjadi perbaikan citra perpustakaan Indonesia di mata dunia. Karena memang perpustakaan di negara ini kurang begitu mendapat perhatian dari pemerintah kita. Maka dari itu pemerintah juga mendukung pembangunan perpustakaan UI yang turut memperbaiki citra pemerintah.

Namun ada 2 imbas yang sangat disayangkan. Pertama, dengan pembangunan perpustakaan baru menyebabkan perubahan sistem dari sentralisasi-desentralisasi perpustakaan menjadi sentralisasi. Kebijakan sentralisasi diambil karena dengan pemusatan koleksi 12 perpustakaan fakultas menjadi satu akan membuat perpustakaan baru in memiliki koleksi perpustakaan yang luar biasa banyaknya. Konon dengan sentralisasi, lebih dari 5 juta buku akan tersedia disini (bagus untuk pencitraan). Selain itu penataan ICT di perustakaan jadi lebih mudah karena tidak tersebar. Namun dengan sistem sentralisasi, mahasiswa menjadi kehilangan perpustakaan di fakultasnya sendiri. Yang paling parah terutama dua fakultas yang tersebar di Salemba. Masa iya karena perpustakaan disana ditutup harus jauh-jauh ke Depok untuk ke perpustakaan? Akhirnya mereka mengantisipasi hal tersebut dengan mengubah perpustakaan menjadi nama lain (lupa namanya). Hal ini menjadi sebuah ironi besar, karena melihat bahwa orientasi pihak pengelola Universitas lebih mengutamakan peringkat dunia dibandingkan dengan kebermanfaatannya untuk mahasiswa belajar sesuai tri dharma perguruan tinggi.

Sudah siapkah perpustakaan fakultasmu ditutup?

Kedua adalah pemborosan, pembangunan gedung baru tersebut menelan biaya yang sangat banyak dan terlalu berlebihan menurut saya. menurut berita lama dari okezone, pembangunan perpustakaan tersebut menelan biaya sebesar 110 miliar, dana tersebut merupakan hibah dari BNI sebesar 32 miliar dan negara sebesar 72 miliar. Dan yang bikin saya geleng-geleng kepala, di dalam perpustakaan tersebut konon katanya akan dibangun Cineplex dan fitness centre. Sekali lagi kedua hal tersebut memang bagus untuk pencitraan perpustakaan, tetapi dari segi kebermanfaatannya saya kurang setuju. Andai saja dana tersebut diberikan lebih untuk meringankan BOPB mahasiswa :D. waw, bisa-bisa kita kuliah gratis. Sebetulnya UI bisa saja berhemat dengan cara merenovasi atau mendesign ulang perpustakaan pusat yang ada saat ini untuk menjadi perpustakaan yang sesuai dengan WCUL dan perbaikan perpustakaan-perpustakaan fakultas (sepertinya saran ini sudah terlambat).

Sekarang semuanya sudah terlanjur, mari kita berdoa saja dengan pembangunan perpustakaan universitas yang berkelas dunia tersebut diharapkan peringkat UI di tingkat internasional akan "bergeser" sesuai kata Bapak Rektor kita di Metro TV tentang klarifikasinya mengenai peringkat UI yang menurun versi Times Higher Education; "Peringkat UI tidak menurun, tetapi hanya bergeser" hehehe.... bisa aja si bapak :D

kesalahan dalam memilih produk perawatan kulit

Coba tengok meja rias Anda. Ada berapa botol pelembab, krim malam, dan pembersih muka yang sudah lama Anda beli tapi tak pernah disentuh? Bisa jadi ini akibat kesalahan yang biasa kita lakukan dalam berbelanja produk perawatan kulit. Agar tak tertipu lagi, coba cek daftar berikut ini.



Kesalahan pertama: mudah percaya iklan.
"Produk ini terbukti bisa memutihkan kulit hanya dalam waktu 21 hari," begitu bunyi iklan di majalah dan televisi. Anda pun percaya dan langsung membeli satu botol yang berukuran besar. Yang lupa Anda lakukan adalah membaca kemasannya dan melihat bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya. Apakah benar bahan tersebut terbukti bisa memutihkan kulit? Dan jika produk itu mengklaim hasil yang fantastis, pastikan ada hasil penelitian dan riset yang sahih.

Kesalahan kedua: belanja produk diskon.
Tak ada salahnya memborong baju atau sepatu saat musim diskon tiba. Tapi untuk produk perawatan kulit, tunggu dulu. Pelembab merk ternama dijual hanya setengah harga? Hati-hati, bisa jadi barangnya palsu, atau malah stok lama dari tiga tahun lalu. Jika barangnya asli pun jangan langsung terburu-buru kalap memborong. Pastikan produk tersebut mengandung cocok untuk kondisi kulit Anda.

Kesalahan ketiga: mengambil resiko.
Sama seperti slogan iklan, "Buat anak kok coba-coba," untuk kulit pun Anda sebaiknya tak dijadikan ajang coba-coba. Jangan asal mencoba produk baru untuk kulit wajah jika Anda tak tahu apa saja yang terkandung di dalamnya. Bisa-bisa bukan cantik yang didapat, tapi jerawat, alergi, dan iritasi.

Kesalahan keempat: membeli produk yang tak sesuai dengan jenis kulit.
Ada alasannya kenapa Anda harus mengetahui apa jenis kulit Anda. Berminyak, kering, kombinasi, atau sensitif? Saat membeli produk perawatan wajah, belilah yang diperuntukkan bagi jenis kulit Anda. Jika kulit Anda berminyak, jangan memaksakan membeli produk berbentuk krim hanya karena harganya lebih murah.

Kesalahan kelima: menganggap produk mahal = bagus.
Tak banyak yang tahu, bahwa harga sebuah merek produk kecantikan bisa sangat mahal karena biaya promosi yang mereka keluarkan sangat besar. Sebagian besar dana perusahaan itu adalah untuk membayar selebritas yang jadi model iklan, membiayai iklan di berbagai media massa, hingga mengongkosi promosi road show keliling kota. Tak sebanyak itu dana yang mereka keluarkan untuk riset dan uji coba klinis. Sekali lagi, yang terpenting bukan label harganya, tapi label kemasannya yang mencantumkan bahan-bahan apa saja yang terkandung di dalamnya.

Resep Menghilangkan selulit